Selasa, 16 Desember 2014

Cerita Seorang Ibu

Menjadi seorang ibu merupakan kebahagiaan tersendiri bagi seorang wanita, itu yang terjadi pada saya dan semua para ibu.
Menjadi seorang ibu bisa punya segudang cerita, menjadi seorang ibu tidak hanya berlaku bagi ibu biologis bahkan para guru dan para ibu angkat yang rela mengabdikan sebagian besar dari hidupnya bisa juga disebut sebagai seoaran "IBU".

Memaknai kata "IBU" berarti seorang wanita yang mengabdikan sebagian besar dari hidupnya untuk orang yang dicintainya..

Banyak cerita menjadi seorang ibu salah satunya adalah pengalaman Melahirkan..

Banyak cerita tentang melahirkan tiap ibu mempunyai pengalaman yang berbeda pula, yang nantinya bisa menjadi kebanggaan ketika menceritakannya. Saya termasuk orang yang hampir merasakan tiga macam cara dalam proses melahirkan.

Kelahiran anak Pertama, (kakak aura).. ditinggal ayah tugas namun disaat yang penting Allah perkenankan Ayah hadir untuk mendampingi, waktu itu ternyata ketuban sudah rembes, saya pun gak banyak tau ciri-ciri ketuban rembes, jadi proses kelahiran aura harus melewati induksi dan ternyata lagi induksi itu rasanya sakitnya bukan main.. Saya di induksi mulai dari jam 10 pagi dan setelah melewati rasa sakit yang tak tertahankan akhirnya jam 21.15 kakak aura di ijinkan Allah lahir lewat rahim bunda.. pengalaman yang cukup mengangkan dan menyenangkan.. :) proses IMD berjalan lancar rasa sakit langsung segera hilang karena bisa memeluk Kak Aura..

Kelahiran Anak kedua "Aidan Hafidz Anawi" karena pengalaman kelahiran aura dulu dengan induksi sangat tidak menyenangkan makanya di kelahiran ke dua ini saya bertekad untuk melahirkan secara normal mal... tanpa bantuan induksi.proses kelahiran dimulai jam 10 pagi lagi dan berakhir di jam 23.45 WIB, tapi ternyata Allah berkehendak lain Aidan saat itu paru-parunya kemasukan cairan air ketuban yang sudah keruh akibatnya paru-paru aidan tidak dapat berkembang dan oksigen terus menurun, saat itu entah seperti apa kepanikan dan kesedihan yang saya rasakan ketika melihat aidan diupayakan untuk bisa menangis dibawah kedua kaki saya dan akhirnya dia pun harus dibawa pergi keruang NICU untuk mendapatkan pertolongan, kemudian aidan dirujuk ke RS lain yang mempunyai ketersediaan alat. Betapa sedihnya saya saat itu ketika sudah berjuang mati-matian tapi diakhirnya tidak dapat memeluk aidan untuk didekap. ternyata setelah satu minggu Allah lebih menghendaki Aidan untuk tetap suci dan menjadi Anak sholeh untuk ayah dan bunda nya.
Setelah kepergian Aidan ada rasa takut untuk hamil lagi, tapi melihat semangat Aura untuk menjadi seorang kakak dan melihat Ayah yang begitu setia mendampingi saya saat rapuh membuat akhirnya Allah kembali menitipkan buah hati kami dalam rahim saya, ya.. Allah mengirimkan calon adik baru buat Aura........

Kelahiran Anak ke tiga.. Safira Putri Anawi.. sebenernya jadwal kelahiran fira masih seminggu lagi tp disaat kontrol dokter  ternyata ada indikasi pengapuran, fira juga ternyata terlilit tali pusar, pengalaman kelahiran kedua yang kurang baik membuat saya dan dokter berikhtiar untuk melakukan operasi cesar saja agar tidak membahayakan fira, karena mengingat kalau menunggu lagi di khawatirkan oksigen dan asupan makanan untuk fira sudah tidak baik lagi. Akhirnya malam itu juga saya menjalani proses operasi cesar. takut, cemas maklumlah sama sekali belum pernah berhubungan dengan operasi hiii.. bagaimana rasanya.. waktu proses kelahiran tidak merasakan apa-apa gak ada rasa sakit.. ternyata cesar itu setelahnya yang sakitnya bukan main.. yang paling menyakitkan adalah perasaan serasa lumpuh tidak dapat mengerjakan apa-apa sendiri..Alhamdulillah waktu itu proses IMD bisa dilakukan karena saya memang cuma dibius sebagian aja. bahagianya melihat fira dikembalikan pada saya, dan saya bisa menyentuh pipinya yang lembut.. terimakasih ya Allah Engkau mengijinkan  saya untuk kembali bisa mendekap safira.

Namun setelah semua proses persalinan tadi ternyata yang lebih berat adalah bagaimana membesarkan Aura dan Safira, mulai merasakan bagaimana cara mendidik  aura untuk bisa disiplin terutama mengajarkan dan membiasakan Sholat pada  Aura yang saat ini duduk di kelas satu SD, sungguh menguras emosi dan kadang air mata.Bagaimana berusaha untuk berlaku adil kepada Aura dan Safira, melayani rasa ingin tahu keduanya, serta membuat keduanya bisa mengerti keadaan orang tuanya. 

Jadi kesimpulannya sebagai seorang Ibu hanya bisa berusaha melakukan yang terbaik yang kita bisa, apapun proses kelahirannya ternyata sama saja rasa sakitnya, tugas penting selanjutnya yang harus dipikirkan  adalah bagaimana membesarkan mereka dan menjadikan mereka menjadi anak-anak yang sholeh sehingga nanti bisa mendoakan kita dan bisa  kembali berkumpul di Surga nanti , InsyaAllah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar